Tuesday, August 19, 2014

Tugas

- Pengertian Wireless 

Wireless merupakan jaringan tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media transmisinya untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik. Perkembangan wireless sebenarnya telah dimulai sejak lama dan telah dibuktikan secara ilmiah oleh para ilmuan dengan penemuan radio dan kemudian dilanjutkan dengan penemuan radar. Kemudian dengan perkembangan kebutuhan informasi bagi manusia, maka penggunaan wireless semakin banyak dan tidak hanya untuk penggunaan radio dan radar saja.

sumber: http://exsamgrade.wordpress.com/2012/02/04/pengertian-wireless/

- Standarisasi Jaringan Nirkabel

IEEE 802.11

IEEE802.11 adalah serangkaian spesifikasi kendali akses medium dan lapisan fisik untuk mengimplementasikan komunikasi komputer wireless local area network di frekuensi 2.4, 3.6, 5, dan 60 GHz. Mereka diciptakan dan dioperasikan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers. Versi dasar dirilis tahun 1997 dan telah melalui serangkaian pembaruan dan menyediakan dasar bagi produk jaringan nirkabel Wi-Fi.
Dalam IEEE ada code tertentu untuk standarisasi dalam teknologi komunikasi:
  • 802.1: LAN/MAN Management and Media Access Control Bridges
  • 802.2: Logical Link Control (LLC)
  • 802.3: CSMA/CD (Standar untuk Ehernet Coaxial atau UTP)
  • 802.4: Token Bus
  • 802.5: Token Ring (bisa menggunakan kabel STP)
  • 802.6: Distributed Queue Dual Bus (DQDB) MAN
  • 802.7: Broadband LAN
  • 802.8: Fiber Optic LAN & MAN (Standar FDDI)
  • 802.9: Integrated Services LAN Interface (standar ISDN)
  • 802.10: LAN/MAN Security (untuk VPN)
  • 802.11: Wireless LAN (Wi-Fi)
  • 802.12: Demand Priority Access Method
  • 802.15: Wireless PAN (Personal Area Network) > IrDA dan Bluetooth
  • 802.16: Broadband Wireless Access (standar untuk WiMAX
Standarisasi IEEE 802.11a
Standard IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz mengikuti standard dari UNII (Unlicensed National Information Infrastructure). Teknologi IEEE 802.11a tidak menggunakan teknologi spread-spectrum melainkan menggunakan standar frequency division multiplexing (FDM). Mampu mentransfer data hingga 54 Mbps
Standarisasi IEEE 802.11b
Standar 802.11b saat ini yang paling banyak digunakan satu. Menawarkan thoroughput maksimum dari 11 Mbps (6 Mbps dalam praktek) dan jangkauan hingga 300 meter di lingkungan terbuka. Ia menggunakan rentang frekuensi 2,4 GHz, dengan 3 saluran radio yang tersedia. Transmisi data 5,4 hingga 11 Mbps
Standarisasi IEEE 802.11g
Standar 802.11g menawarkan bandwidth yang tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek) pada rentang frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11g mundur-kompatibel dengan standar 802.11b, yang berarti bahwa perangkat yang mendukung standar 802.11g juga dapat bekerja dengan 802.11b. 

Standarisasi 802.11n


Yaitu standart jaringan wireless masa depan yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dan dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200 Mbps.

Standar IEEE terbaru dalam kategori Wi-Fi adalah 802.11n. Ia dirancang untuk memperbaiki fitur 802.11g dalam jumlah bandwidth yang didukung dengan memanfaatkan beberapa sinyal nirkabel dan antena (disebut MIMO teknologi).

Ketika standar ini selesai, koneksi 802.11n harus mendukung kecepatan data yang lebih dari 100 Mbps. 802.11n juga menawarkan jangkauan yang lebih baik dari standar Wi-Fi sebelumnya karena intensitas sinyal meningkat. Peralatan 802.11n akan kompatibel dengan alat-alat 802.11g.
• Keunggulan dari 802.11n – kecepatan maksimum serta jangkauan sinyal tercepat dan terbaik; lebih tahan terhadap sinyal interferensi dari sumber-sumber luar.
• Kelemahan 802.11n – standar belum selesai; biaya lebih tinggi dari 802.11g, penggunaan beberapa sinyal akan sangat mungkin terganggu bila berdekatan dengan 802.11b/g berbasis jaringan

 - Access Point 
perangkat keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop, ponsel) untuk terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau perangkat standar lainnya. Wireless Access point umumnya dihubungkan ke router melalui jaringan kabel (kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan dapat digunakan untuk saling mengirim data antar perangkat wireless (seperti laptop, printer yang memiliki wifi) dan perangkat kabel pada jaringan.

Fungsi Access Point
 
Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan.
Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel,
Access point dapat memancarkan atau mengirim koneksi data / internet melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.


Wednesday, February 26, 2014

Ubuntu menggunakan GRUB (GRand Unified Bootloader) sebagai boot-loader/boot-manager, yaitu sebuah program kecil (dan juga bagian dari sistem operasi) yang nantinya akan memuat sistem operasi yang biasanya tertanam pada harddisk. Ubuntu mulai menggunakan GRUB 2 mulai sejak Ubuntu 9.10 (Karmic Koala) dirilis, sedangkan Ubuntu 9.04 (Jaunty Jackalope) kebawah masih versi GRUB legacy.
Bagi para pengguna Ubuntu/Linux dualboot pasti tidak asing lagi dengan GRUB, karena setiap kali mereka menyalakan komputer pasti akan melihat bagimana grub ini bekerja. Dengan adanya grub ini kita akan diberikan pilihan untuk booting ke sistem operasi mana saja yang terinstall di komputer kita (lihat gambar diatas). Tapi bagimana kalau tidak ada sistem operasi lain selain Ubuntu? Kalau tidak ada sistem operasi lain yang terdeteksi oleh grub, maka saat komputer dinyalakan maka biasanya akan langsung masuk ke Ubuntu.

Versi GRUB

Supaya tidak bingung, berikut ini adalah penjelasan singkat tentang grub yang digunakan pada tiap versi Ubuntu yang telah dirilis.
  • Jika Anda menginstall (fresh install) Ubuntu 9.10 keatas, maka Anda menjalankan GRUB 2
  • Jika Anda menginstall Ubuntu 9.10 kebawah, maka Anda menjalankan GRUB legacy
  • Jika Anda menginstall Ubuntu 9.10 kebawah lalu mengupgradenya ke Ubuntu 9.10, maka Anda menjalankan GRUB legacy secara default, kecuali Anda mengupgradenya ke GRUB 2.
  • Setiap Ubuntu (9.10 keatas) yang baru saja diinstall akan langsung masuk ke desktop Ubuntu jika tidak ada sistem operasi lain yang diinstall
  • Anda bisa menekan dan tahan tombol Shift untuk memunculkan menu GRUB atau juga bisa dengan tombol Esc
  • File yang berisi konfigurasi GRUB legacy ada pada /boot/grub/menu.lst, sedangkan pada GRUB 2 ada pada /boot/grub/grub.cfg
Untuk mengecek versi GRUB yang Anda gunakan jalankan perintah ini di Terminal:
grub-install -v

GRUB tidak muncul/tertimpa

Banyak alasan yang menyebabkan GRUB tidak muncul pada saat booting. Salah satu alasan yang paling utama adalah bootloader Ubuntu (GRUB) tertimpa oleh bootloader sistem operasi lain misalnya Microsoft Windows. Ini sangat sering terjadi di kalangan pengguna Linux yang dualboot dengan Windows.
Jika kita menginstall ulang Windows pada komputer yang sebelumnya sudah terinstall Ubuntu maka GRUB Ubuntu akan tertimpa oleh MBR punya Windows, inilah yang mengakibatkan mengapa menu grub tidak tampil pada saat komputer booting.

Mengembalikan GRUB Ubuntu yang hilang/tertimpa

Jika kita menginstall ulang Windows setelah menginstall Ubuntu, maka GRUB akan tertimpa oleh MBR Windows. Pada kondisi ini Ubuntu Anda tidak rusak ataupun hilang, dan tidak perlu melakukan install ulang Ubuntu, karena yang dibutuhkan adalah menginstall kembali bootloader Ubuntu (GRUB) yang tertimpa oleh MBR Windows. Ingat, yang diinstall ulang hanya bootloadernya saja buka sistem operasinya.
Untuk menginstall ulang GRUB kita membutuhkan LiveCD Ubuntu, usahakan yang sama versinya dengan Ubuntu yang sedang kita gunakan/yang akan dikembalikan GRUB nya. Contohnya, gunakan Live CD Ubuntu 9.10 untuk mengembalikan GRUB dari Ubuntu 9.10, atau gunakan Live CD Ubuntu 11.04 untuk mengembalikan GRUB dari Ubuntu 11.04, dst.
Kalau sudah punya Live CD nya, saatnya mulai.
  • Masukkan Live CD Ubuntu ke CD/DVD ROM laptop/PC dan booting ke Live CD tersebut.
  • Setelah berhasil masuk ke desktop Ubuntu, jalankan Terminal dan jalankan beberapa perintah dibawah ini.
1. Anda harus menentukan dimana letak partisi Ubuntu:
sudo fdisk -l
Contoh di komputer saya Via Terminal:
List_partition
atau bisa juga mengecek lokasi partisi Via program GParted (program bawaan pada Live CD Ubuntu):
List_partition
Pada gambar diatas (via Terminal dan Gparted) menunjukkan kalau lokasi instalasi Ubuntu saya adalah pada partisi /dev/sda7. Punya Anda mungkin berbeda, bisa saja /dev/sda5, /dev/sda6, dan lainnya.
2. Mount partisi dimana instalasi Ubuntu berada:
sudo mount /dev/sdaX /mnt
/dev/sdaX adalah lokasi instalasi Ubuntu. Lokasi instalasi ini tergantung pada hasil pada langkah 1.
3. Install grub ke partisi yang sudah di-mount
sudo grub-install --root-directory=/mnt/ /dev/sda
4. Update GUBR
Setelah semua langkah diatas sukses dijalankan, yang harus Anda lakukan berikutnya adalah merefresh GRUB yang baru saja diinstall.
sudo update-grub
Terakhir, restart komputer Anda untuk memastikan apakah GRUB sudah tampil pada saat booting.
Update:
Kalau cara diatas belum berhasil (kadang-kadang muncul pesan /usr/sbin/grub-probe: error: cannot stat `aufs'), maka yang harus Anda lakukan adalah:
sudo mount /dev/sda1 /mnt
sudo mount --bind /dev /mnt/dev
sudo mount --bind /proc /mnt/proc
sudo mount --bind /sys /mnt/sys
sudo chroot /mnt

update-grub
grub-install /dev/sda
grub-install --recheck /dev/sda
exit
sudo umount /mnt/dev/pts
sudo umount /mnt/dev
sudo umount /mnt/proc
sudo umount /mnt/sys
sudo umount /mnt
Lalu jalankan lagi sudo update-grub sampai partisi Windows Anda dikenali. Kalau sudah muncul pesan seperti ini:
Found Windows 7 (loader) on /dev/sdaX
itu berarti GRUB nya sukses di recover .

Thursday, January 9, 2014

DNS, DHCP Server, DHCP Client, DHCP Relay

Sistem Penamaan Domain/ Domain Name System (DNS)

Sistem Penamaan Domain ; SNR (bahasa Inggris: (Domain Name System; DNS) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser Google Chrome, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet.

DNS menyediakan pelayanan yang cukup penting untuk Internet, ketika perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat surel. Analogi yang umum digunakan untuk menjelaskan fungsinya adalah DNS bisa dianggap seperti buku telepon internet dimana saat pengguna mengetikkan www.indosat.net.id di peramban web maka pengguna akan diarahkan ke alamat IP 124.81.92.144 (IPv4) dan 2001:e00:d:10:3:140::83 (IPv6).

Pengertian DNS dari sumber yang lain:

DNS adalah singkatan dari Domain Name Server. Fungsi DNS menerjemahkan nama Domain menjadi deretan angka IP. Contohnya bila kita akan membuka atau merequest url Domain tertentu, biasanya kita menggunakan deretan nama atau huruf karena lebih mudah dihafal seperti esc-creation.com, google.com, yahoo.com , facebook.com dan sebagainya.

Nah disinilah DNS ini bekerja. DNS ini melakukan encode atau menerjemahkan dari domain google.com ke dalam bentuk deretan angka unik yaitu berupa IP misal google.com Ip nya adalah 208.67.219.231. Jadi bila kita masukan 208.67.219.231 pada browser maka juga akan membuka domain google.com tersebut. Deretan angka IP seperti 174.36.138.32. IP inilah yang digunakan mesin internet untuk saling berkomunikasi seperti Server Domain, Server Hosting, Server Proxy dan sebagainya.

DHCP Client dan DHCP Server
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

-DHCP DISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.

-DHCP OFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.

-DHCP REQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.

-DHCP ACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket packnowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.



DHCP RELAY

DHCP Relay adalah proxy yang mampu menerima dan mengirim ulang permintaan DHCP ke DHCP server yang sebenarnya. Pada jaringan besar umumnya terdiri dari banyak segmen (umumnya VLAN) dan ratusan atau bahkan ribuan komputer. Tentu sulit sekali untuk me-manage IP untuk sekian banyaknya PC itu

Tuesday, January 7, 2014

Perbedaan dari 2 Model Komputer Server


HP ProLiant DL160G8-082

Bhinneka Part No
:
SKU00613385
Price
:
Rp 26,749,800
Overview


HP ProLiant DL160 Gen8, adalah server rak ganda yang menyediakan komputasi kinerja tinggi dengan peningkatan pengelolaan dalam desain terjangkau. Ini sangat ideal untuk lingkungan yang membutuhkan komputasi kinerja tinggi serta untuk penyedia layanan web dengan porsi, hosting, virtualisasi, dan kebutuhan basis data.







Description: http://s1.bmdstatic.com/images/App_Themes/Hijau/arrow-right-gray.jpg
Detail Specifications

Platform
Dual CPU Rack Server 
Processor Type
Intel Xeon Processor 
#1 Processor Onboard
·         Intel® Xeon® Processor E5-2603 (10M Cache, 1.80 GHz, 6.40 GT/s Intel® QPI)  

Standard Memory
·         4GB (1 x 4GB) RDIMM PC-10600  

Max. Memory
768 GB (24 DIMMs) 
Video Type
·         Matrox G200  

Floppy Drive

#1 Controller
·         HP Dynamic Smart Array B120i controller  

#1 Hard Drive
Optional 
#1 Optical Drive
Optional 
Interface Provided
7x USB 2.0 (2 front, 1 internal, 4 rear), Serial, 2x LAN, VGA (rear) 
Networking
·         HP 361i Integrated Dual Port Gigabit Server Adapter  

System Fans / Coolers
·         Non hot plug redundant fans  

Chassis Form Factor
1U Rackmount Chassis 
Power Supply Type
·         500W Platinum FIO Power Supply with Backplane (ships standard)  

Keyboard Type
Optional 
Input Device Type
Optional 
Monitor
Optional 
System Management
HP iLO Management Engine (standard) 
O/S Provided
Pre-sales Request Available 
Dimensions (W x H x D)
43.2 x 434.6 x 750 mm LFF or 699 mm SFF 
Weight
14-15 kg 
Standard Warranty
3-Years Warranty 4hour response, 24 hours x 7 day by HP Indonesia (3-Years Parts replacement, 3-Years Labor, 3-Years Onsite support) 

 





CISCO UCS C240 M3-311





Bhinneka Part No
:
SKU01212659
Price
:
Rp 34,375,000

Overview



·         Cisco ® Unified Computing System ™ ( Cisco UCS ™ ) menggabungkan Cisco UCS C -Series Server Rack dan B -Series Blade Server dengan akses jaringan dan penyimpanan dalam sistem konvergensi tunggal yang menyederhanakan manajemen dan memberikan efisiensi biaya yang lebih besar dan kelincahan dengan peningkatan visibilitas dan kontrol . Keluaran terbaru dari Cisco UCS termasuk New Cisco UCS C240 M3 Rack Server ( dua unit rak [ 2RU ] ) dan Cisco UCS C220 M3 Rack Server ( 1RU ) dan Cisco UCS B200 M3 Server Blade . Ketiga server baru meningkatkan densitas komputasi melalui lebih banyak core dan keseimbangan cache dengan kapasitas memori lebih banyak dan disk drive dan I / O lebih cepat. Bersama melakukan perbaikan server ini dan saling melengkapi kemajuan Cisco UCS memberikan kombinasi fitur dan efisiensi biaya yang diperlukan untuk mendukung TI kebutuhan server yang beragam.  
·         Cisco UCS C240 M3 Rack Server dirancang untuk dua kinerja dan upgrade atas berbagai beban kerja infrastruktur penyimpanan - intensif , dari data besar untuk disatukan. Membangun keberhasilan Cisco UCS C210 M2 Rack Server, enterprise class Cisco UCS C240 M3 server yang lebih lanjut memperluas kemampuan Cisco UCS dalam bentuk 2RU dengan penambahan prosesor Intel ® Xeon ® E5-2600 product family , yang memberikan kombinasi yang luar biasa dari performa , fleksibilitas , dan peningkatan efisiensi . Cisco UCS C240 M3 menawarkan hingga dua Intel ® Xeon ® E5 -2600 product family , 24 slot DIMM , 24 disk drive , dan empat port 1 Gigabit Ethernet LAN -on - motherboard ( LOM ) untuk menyediakan kemampuan yang luar biasa dari memori internal dan upgrade penyimpanan dan kinerja yang luar biasa .  
·         Tampilan antarmuka Cisco UCS C240 M3 dengan Cisco UCS menggunakan inovasi Cisco lain, Cisco UCS P81E Virtual Interface Card ( VIC ) .Cisco UCS P81E VIC adalah virtualisasi optimal Fibre Channel over Ethernet ( FCoE ) PCI Express ( PCIe ) 2,0 x8 10 - Gbps adapter dirancang untuk digunakan dengan Cisco UCS C - Series Rack Server . VIC adalah dual- port 10 Gigabit Ethernet PCIe adapter yang dapat mendukung hingga 18 PCIe standar - compliant interface virtual, yang dapat dikonfigurasi secara dinamis sehingga kedua jenis antarmuka mereka ( network interface card [ NIC ] atau host bus adapter [ HBA ] ) dan identitas ( alamat MAC dan nama di seluruh dunia [ WWN ] ) dibentuk dengan menggunakan ketentuan just- intime . Selain itu, Cisco UCS P81E dapat mendukung virtualisasi antarmuka jaringan dan Cisco ® Data Center Virtual Machine Fabric Extender ( VM - FEX ) teknologi .  
Detail Specifications


Platform
Dual CPU Rack Server 
Processor Type
Intel Xeon Processor 
#1 Processor Onboard
Intel® Xeon® Processor E5-2609 (10M Cache, 2.40 GHz, 6.40 GT/s Intel® QPI) 
Standard Memory
8 GB DDR3-12800 1600 MHz
·         24 DIMM slots  
·         Support for DDR3 registered DIMMs  
·         Support for DDR3 low-voltage DIMMs  
·         Advanced error-correcting code (ECC)  
·         Mirroring option  

#1 Controller
Embedded RAID 0/1/10/5, 8 ports SAS/SATA
·         Raid 5 included/ready  

#1 Hard Drive
Optional 
#2 Hard Drive
Optional 
Interface Provided
·         Front-panel connector : One KVM console connector (supplies 2 USB, 1 VGA, and 1 serial connector)  
·         Front-panel locator LED : Indicator to help direct administrators to specific servers in large data center environments  
·         Additional rear connectors : Additional interfaces including a VGA video port, 2 USB 2.0 ports, 1 Gigabit Ethernet dedicated management port, quad 1 Gigabit Ethernet ports, and an RJ-45 serial port  

Slot Provided
·         2 PCIe Generation 3, x16 slots: both full height, one 1/2 and one 3/4 length;  
·         2 PCIe Generation 3, x8 slots: both full height and one 1/2 length;  
·         1 PCIe Generation 3, x8 slots: 1/2 height and 1/2 length  

Networking
·         4 x 1 GB Integrated Ethernet Port  

Chassis Form Factor
2U Rackmount Chassis 
Power Supply Type
2 x 650 Watt
·         Redundant Power Supply  

System Management
·         Include with advanced remote management (Cisco Integrated Management Controller (CIMC) )  

O/S Provided
Pre-sales Request Available 
Dimensions (W x H x D)
8.7 x 44.5 x 71.2 cm 
Standard Warranty
·         3-Years Limited Warranty, 24 x 7 x 4hr Onsite Warranty Support  
 












 Perbedaan menurut saya yaitu:

1.  Perbedan pertama terdapat pada Processor, model Cisco UCS C240  M3-311 memiliki processor dengan clock rate sebesar 2.40 GHz dengan Cache sebesar 10M, sedangkan model HP ProLiant DL160G8-082 memiliki processor dengan clock rate sebesar 1.80 GHz dengan Cache sebesar 10M.

2. Perbedaan kedua terdapat di Standard memory dan Maximum memory, model Cisco UCS C240  M3-311 memiliki standard memory : 8 GB DDR3-12800 1600 MHz , dan sedangkan model HP ProLiant DL160G8-082 memiliki standard memory : 4GB (1 x 4GB) RDIMM PC-10600 dan maximal memory : 768 GB (24 DIMMs)